Sarah Yasmin's | Uneven Pavement
  • Home
  • Travel
  • Life
  • Tips & Trick
  • Assignments
  • Contact

Beware, it will be a long story ;)
They said Sydney’s New Year Eve is one of the best new year celebration?
Yesss, for me it is. 

Back to the time when we were still in Aceh, I told Ayah – who really want to visit Oz in new year, I dont like going on a vacation in peak season because it’s hard to find cheap flights and hotels (gamau rugi:p) even we looked for it months before arrival. Believe me, the struggle was real.
Then, I thought the cities will be crowded and full of people but in fact it was empty lol. You didn’t even feel traffic jam in Brisbane and Sydney. I loveee it.

Sooo…

We arrived in Sydney on December 31st , one day before new year. We spent whole day to visit most iconic places in Sydney because we afraid on the next day some places will be closed due to the new year’s eve preparation. That was a pretty good decision I can say.
After visited some of the iconic places including Sydney Opera House during the day, me and Adek wanted to see it during the night so we were going back to Circular Quay Area. The places quite busier than the day though, making me a bit panic about tomorrow (?) :’D
---
I was panic because we haven't decided the spot to watch the fireworks yet.
Then we immediately sit in front of a mini market at the ferry station, I was looking back to my notes about new year and opened some bookmarks of Indonesia blogger articles about their new year eve experience. One of the blogger said that they always stay away from Circular Quay and The Rocks Area to avoid crowds coz they have little kids. After I told Ayah about it, Ayah said “Yaudah gapapa kita disana aja, kapan lagi. Kakak sama adek juga udah besar kan”. Well said Ayah, roger! wkwk

Those two areas are very close to the Harbour Bridge and Sydney Opera House that’s why it becomes one of tourist most favorite spots and it’s free hehe. Ohya, actually you can choose whether you want to watch the fireworks in free spots or paid zone that requires ticket. We chose the free one of course haha

After some consideration, we're sure that The Rocks provide best view to see the fireworks. So we started to count how much the cost from Ashfield Station to nearest station in The Rocks through this website www.transport.nsw.com Because ya, it is very recommended to just use public transport when you plan to watch the fireworks until late of night. So, we top up the Opal Card at the top up machine (if you don’t have the card yet you can buy it in minimarket for $25.00).
After everything settled, we were going back to the hotel!
---
The Day
We started the day by visiting Bondi Beach, short stopped at the Hyde Park, Australian Museum, St. Mary’s Cathedral. On the way, we saw some new year’s eve volunteer distributing some handy maps and brochure about tonight schedule. We got it too!

Then before heading to The Rocks we did quick survey to Winyard Station (Closest station to Circular Quay). Find the platform that stopped in Ashfield and after that we heading to The Rocks. We did it to avoid miss-directions after the fireworks bcs you knooo it will be super c-r-o-w-d-e-d.
With the help of google maps and the new year’s map, we arrived at The Rocks. But, after considering the view from the spot and The Rocks also not family friendly (alcohol allowed) we decided to find another spots.

And accidentally, I found a gate to another spot (yeay!) we knew it from the running text showed “Campbell’s Dove Closing Soon”. So, we ruuuun to secure a place to sit (lesehan sih wkwk). This is the perfect place for us because we could see Sydney Harbour Bridge and sydney opera house at the same time, plus it is alcohol free and family friendly. 😍
We arrived at the spot around 5 pm, could you imagine we have to wait until midnight? But, not as bad as it sounds started from 5 pm to 12 am they entertained us with many performances. They also gave us the schedule! Take a look.

The schedule!

Not proper lol
At 9 pm, there was family fireworks for family that bring kids so they dont need to wait until midnight. It lasted about 17 minutes. It is a simple one but enough for kids though. Anddd what I want to tell you is that the security was very tight(?). When I and Mama went to toilet which is outside the spot, the security gave us like a small card as our identity, so if we lost it we couldn’t come into the spot anymore. :’)

Behind the gate I saw so manyyy people begging the security to come inside, but sadly they couldn’t because the gate is already closed. Lesson learned is we need to be on time (or even few hours faster) to get to the spots or ended up watching the fireworks behind the buildings, which is not good at all. 

We didn’t bring unused newspaper, blanket or whatever (you should prepare it too). But, lucky us we meet a very kind Indian family that shared their seat with us. I and the uncle talked and laughed all night loooong :D
Here some highlights of the night!






Definitely, the best fireworks I've ever seen. :'D

The sad thing about the conversation is, I didn’t ask for his business card or number even took a picture together. 😔 The same thing happened to my other new friend (forgot her name). She is from Peru but she was studying in Sydney. 

We literally talked a lot until few minutes before count down when people stood up and looked for a better view. That’s the last time I saw them, without saying goodbye. Thank you so much Uncle!! T.T
Still disappointed with my self until now :(

Actually there are sooo many things I would like to write about this new year’s eve. We had so much fun and never regret this decision, Alhamdulillah. 

xoxo,





Make Up adalah salah satu kebutuhan ‘primer’ remaja saat ini. Menjamurnya berbagai serial drama di Indonesia mendorong sedikit banyaknya para remaja untuk merias wajahnya namun tetap terlihat flawless. Di Ibukota sendiri, sebut saja Bubah Alfian, Ryan Ogilvy, Stella Tjia, Zeffazetira, telah dikenal luas di kalangan selebritis seperti Cinta Laura Kiehl, Maia Estianty, Raline Shah, Chelsea Islan, dan selebritis lainnya kagum akan pulasan make up  yang terlihat natural dan menawan oleh Make Up Artist ibukota.

Tak kalah dari Ibukota, Medan sendiri patut berbangga hati memiliki anak muda yang berpotensi dalam berwirausaha. Adalah gadis manis bernama Alfi Hasaah Siregar, seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara angkatan 2016 yang mampu menjadikan usaha Make Up Artist nya sebagai ladang rezeki menambah uang jajan. Lantas, apa yang menjadikan Alfi berbeda dengan Make Up Artist lainnya? Ya, Alfi terkenal dengan signature looknya yaitu no-makeup makeup look dan menitikberatkan pada sentuhan alis. Kamu bisa lihat di Instagramnya @makeupbyalfisrg, semua hasil makeup-nya sangat halus!

                              

     Terlahir dari keluarga yang mayoritas berasal dari kalangan dokter, tidak menyurutkan langkah Alfi untuk mantap menjadi seorang Make Up Artist di usia yang masih belia. “Alfi gak punya alasan untuk takut menjadi berbeda. Suasana baru dirasa perlu agar Alfi percaya dengan apa yang sedang dijalani”. Dukungan penuh dari keluarganya semakin membulatkan tekadnya untuk terus menekuni dunia rias-merias. Dalam melukis wajah klien, Alfi berusaha membuat karyanya agar tidak terlihat berlebihan dan terlalu berat. Alfi memiliki teknik make-up yang dianggap natural oleh semua orang dan itu membuat orang menyukai make-upnya. “Komestik itu banyak sekali ragamnya. Namun disini, yang harus ditekankan adalah mencari produk yang tepat. Harga yang mahal belum tentu tepat untuk kulit tertentu. Pertama, yang harus diperhatikan adalah memahami tipe kulit”. Hasil make-upnya pun sangat memuaskan kliennya. Pada umumnya, kliennya adalah teman-temannya yang puas dan suka dengan hasil polesannya, kemudian memberitahukan kepada teman-teman yang lain.

Gadis manis yang piawai bermain piano ini juga menambahkan,”Awalnya hanya dari mulut ke mulut lalu pada awal memasuki kuliah, Alfi memberanikan diri untuk mempromosikan di instagram”. Pesan Alfi kepada anak muda lainnya agar tidak takut dalam meniti mimpi. “Karena Alfi percaya, dengan mencoba dan terus tingkatkan kemampuan diri akan menjadikan kita terus haus akan sebuah proses. Jadi, nikmatilah,” ucapnya dengan penuh semangat.

Lebaran kali ini, Alfi membagikan tips cantik alami dalam bersilaturrahmi. “Buat kita sebagai anak muda, hindari pemakaian make up yang terlalu mencolok. Cobalah warna-warna netral seperti coklat dank rim untuk riasan mata. Lalu pilih blush on yang cocok dengan warna kulit masing-masing. Dan pulaskan warna lipstick senada bibir dan tidak banyak bermain warna seperti nude, bright pink, ataupun coral. Sentuhan magis terakhir, pertegas alis dengan ukiran eyeliner agar wajah kita terlihat lebih fresh”.

Berbicara mengenai prestasi lainnya, gadis yang bercita-cita menjadi seorang Wedding Organizer ini berhasil mensejajarkan diri menjadi Top 30 Finalist PPAN (Pertukaran Pelajar Antar Negara) Provinsi Sumatera Utara 2017 bersaing dengan seratusan kandidat lainnya. “Insya Allah Alfi akan coba lagi tahun depan. Alfi yakin, everyone was once a beginner before they are having next step. Who knows?” tandasnya.






                                

Nama seorang gadis berdarah batak ini memang sudah tak jarang mengudara di telinga warga medan khususnya di kalangan anak muda. Gadis yang “mungkin” mengganti warna rambut beberapa bulan sekali ini adalah seorang sosok yang cukup berani dan tak sungkan tampil beda. Yunita Elisabeth Pangaribuan, ia lahir  27 tahun yang lalu tepatnya di Malang, 18 Juni 1991. Ia bangga lahir di sebuah keluarga Kristen yang harmonis dan menjadi seorang anak ke-2 dari 3 bersaudara dari kedua orangtuanya. Berbuicara mengenai pendidikan, ia pun tak kalah saing dengan teman sejagatnya, di tengah tengah kesibukan dan hobby nya, ia mampu lulus tepat waktu dari sebuah universitas ternama di Sumatera Utara, yaitu Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen. Ia juga pernah bersekolah  di sebuah sekolah favorit di Medan, yaitu SMA N 4 Medan.

Mungkin yang tersirat dipikiran kita ketika kita melihat sosok gadis yang pernah masuk di majalah Go girl inis adalah wanita yang ekstrovert selayaknya foto-foto yang ia publish di sosial medianya. Namun ternyata Yunita ini adalah seseorang yang introvert atau lebih tertutup, namun bukan berarti yunita adalah sosok yang sombong yang susah bergaul dengan banyak orang, terbukti dengan jumlah kuantitas teman Yunita yang cukup banyak. Yunita adalah orang yang sedikit pemalu jika bertemu orang baru, tapi di balik itu ia adalah anak yang asik, nyaman untuk di ajak bercengkrama, baik, lembut dan humble.

Saat ini, sosok Yunita Elisabeth mungkin dikenal sebagai fashion bloger yang cukup terkenal di kalangan anak muda, memiliki banyak followers, bahkan bisa disebut sebagai selebgram asal kota Medan, tapi jika ditelusuri di masa lampau, ternyata Yunita adalah sosok yang pernah dikucilkan oleh teman-teman seumuran nya dulu. Beliau “seperti” di jauhi oleh teman-temannya hanya karena sosoknya yang pendiam dan tertutup yang seakan akan menonjolkan sikap ketidakinginan berteman, padahal ia terbuka untuk siapa saja. Namun jiwa yang kuat dan sikap mental yang baik, ia muncul dengan keunikannya dan bertekad “Mungkin aku kalian jauhin karena sifat pendiamku, namun aku ingin menunjukkan sekalipun aku pendiam bukan berarti aku tidak memiliki apa apa, aku menunjukkan sekalipun aku pendiam dan dijauhi aku berbeda dengan kalian karena aku punya ini (jiwa fashion yang unik).”

Jiwa fashion tersebut dimulai ketika di masa SMP, ia sudah mulai suka membaca majalah, terutama majalah majalah fashion. Ia mulai memperhatikan trend-trend fashion yang ada di majalah yang sedikit kemungkinan untuk di aplikasikan pembaca, akhirnya ia mulai membeli pakaian pakaian yang serupa dengan tampilan majalah, kemudia mulai belajar mempadu-padankan pakaian pakaian tersebut. Dan ternyata hasilnya sangat baik, lucu, unik dan beda dengan orang kebanyakan. Kesukaan beliau terhadap dunia fotography membuatnya selalu mengabadikan OOTD (Outfit of the day) nya kedalam sosial media nya, yaitu instagram. Keunikannya membuat banyak orang mengenalnya, gaya pakaian “aneh” nya membuatnya di kagumi banyak orang, keberaniannya bermain main dengan fashion menjadikannya panutan berfashion banyak orang, bahkan cara berfoto nya menjadi inspirasi banyak orang. Bahkan jiwa nekat nekatnya ketika mewarnai rambut dan mengubahnya sesuai mood menjadi panutan jiwa keberanian dan percaya diri orang lain.



“Do everything you like, because sometimes it will work in your life” itulah motto hidup seorang gadis yang saat ini bekerja sebagai seorang fotographer Snapd.id dan editor di sebuah perusahaan kreatif yaitu sheers ini, lulusan manajemen memang, namun kecintaan nya kepada dunia fashion dan photography membawanya menjadikan landasan dalam mengemban pekerjaan nya saat ini. Dulu saat masuk ke jurusan manajemen, ia tidak memiliki landasan apa-apa selain ikut-ikut teman, namun seiring berjalannya waktu, ia belajar bahwa mengerjakan passion akan membuat kita lebih baik dibanding ikut-ikutan teman. Kecintaannya melakukan passion nya membawanya kepada banyak tawaran pekerjaan, beliau sering di minta untuk memfoto selebgram-selebgram, foto endorsement, pernikahaan, pembuatan iklan seperti iklan Linardi Chicken, iklan bold store, iklan parfum Florean,dll, ada juga foto produk online shop, dan banyak lagi.

Tidak hanya pengalaman kerja, ia juga memiliki segudang prestasi, beberapa diantaranya:
·       10 besar finalis Fimela Goes to New York 2011
·       Juara favorite blogger competition Matahari Fashion Award 2013
·       Juara lomba fashion #jeLAZgayague Lazada 2016 yang berangkat ke Korea

Kakak yang cukup cerewet menurut keluarganya ini, ternyata sudah memiliki seorang pacar yang usia hubungannya sudah 8 tahun. William adalah panggilan sehari hari dari pacar Yunita. Gaya dan aktivitas pacaran Yunita pun menjadi inspirasi bagi banyak anak muda. Gaya pacaran mereka bukanlah selalu jalan menghabiskan banyak uang, namun mereka sering mengambil project bersama, sehingga menjadikan gaya pacaran mereka pacaran yang produktif, hebatnya mereka memiliki kesukaan yang sama di bidang photography, karena William sendiri adalah seorang videographer dan photographer. Selain itu, Yunita juga dikenal sebagai sosok yang cukup aktif di gereja bersama William.

Wanita yang sudah biasa menjadi pembicara di berbagai acara ini megajarkan banyak orang bahwa bergaya itu tidak harus meraup seluruh isi kantong kita. Beliau mampu menjadi seorang fashion blogger dengan segala item yang ia miliki dari berbagai sumber yang memberikan harga yang sangat terjangkau, tak selalu harus di Mall, ia memiliki banyak cara untuk memiliki item unik untuk fashion nya.


Seorang pengagum Diana Rikasan ini memiliki Jiwa inovasi yang kuat di dalam dirinya yang membuatnya memiliki cita-cita lain yaitu ia ingin memiliki sebuah clothing line dan memproduksi film bersama William. Ketenaran dan pekerjaan saat ini tak membuatnya ingin berhenti menginspirasi banyak orang. Yunita elisabet mengajarkan banyak orang bahwa dengan menjadi berbeda bukan membuat kita kelihatan aneh, melainkan membuat kita menjadi lebih keren dan hebat di banding orang lain.





Hi!

Hari kedua di Sydney kami  stay di daerah Ashfield, downtown Sydney. Yap, harus pindah hotel lagi karena dimana-mana full booked. Walaupun agak jauh dari kota tapi Alhamdulillah lokasi hotelnya dekat dengan stasiun kereta (Summer Hill Station). 
Trus, malam ini kan mau tahun baruan dan pulangnya wajib pake public transport jadi kami harus uji coba dulu :D

Itinerary hari ini adalah ke Bondi Beach (yang katanya wajib kalau ke Sydney) dan sisanya sightseeing di Sydney CBD yang emang bisa jalan kaki ke landmark-landmark lainnya seperti Hyde park, St. Mary’s Cathedral, Australian Museum, Queen Victoria Building, dll.
So, untuk rute pertama kami coba dari Summer Hill Station – St. James Station. Okay aman cuma bayar $2.94 per orang. Trus karna takut ga cukup saldo Opalnya kalau ke Bondi naik train juga, jadi kami memutuskan untuk lanjut naik uber. Lebih hemat juga sih buat berempat :p
Ohiya, kalau kalian mau nyantai dan aman naik public transport di Sydney boleh tuh download appnya atau buka website www.transportnsw.com. Disitu kita bisa pake fitur “trip planner” buat tau rute dan biaya jalannya. As simple as that!

      

Yeay, finally nyampe di Bondi Beach.
Pantai ini hampir sama dengan pantai-pantai lainnya di Indonesia, laut biru dan pasir putih terhampar sepanjang mata memandang. Yang terlihat signifikan adalah pantai ini lebih modern dengan banyak café mewah, surfers shop, fasilitas publiknya lengkap, dan yang pasti bersih T.T








Setelah menghabiskan waktu sekitar 1.5 jam disini (lama juga..) akhirnya kami memutuskan untuk menuju destinasi selanjutnya dengan public transport. Kami mengambil bus dengan nomor 333 atau 380 yang menuju ke Bondi Junction Station untuk melanjutkan perjalanan dengan train. Nyampe di station langsung nyari train T4 – Eastern Suburbs yang bakal stop di Town Hall Station, station terdekat dengan Hyde Park. Opal-nya kepotong $3.00 per orang.
Dari Town Hall Station kami jalan kaki menuju ke Hyde Park, Hyde Park ini terbagi dua bagian yaitu bagian timur dan barat.
Di bagian timur kita bisa menemukan ANZAC Memorial, sebuah bangunan yang didedikasikan untuk mengenang ANZAC atau Australian-New Zealand Army Corps yang gugur pada World War. Masuk kesini free alias ga bayar, buka dari jam 9am – 5pm. Agak merinding sih creepy gimana gitu.





Udah ke Hyde Park dan ANZAC Memorial kami cus ke Australian Museum. Karena mama dan ayah udah lumayan cape jadi kami aja yang masuk ke museum. Di room yang pertama lagi ada spider exhibition gitu, jadi mengupas segala sesuatu tentang spider yang ada didunia dan khususnya Australia. Ga pernah pernah kita liat pokonya lol
Selain itu ada binatang dan peninggalan purba seperti biasa, dan yang ga biasa ada crystal exhibition dari salah satu kolektor crystal di Australia yang namanya Albert Chapman. Karna waktu yang terbatas, kami ga boleh lama2 deng disana wkwk











Australia Museum Ticket Price
Adult: $24.00
Concession: $16.00

Lalu kami melanjutkan perjalanan ngelewatin St. Mary’s Cathedral yang lokasinya persis di depan Australian Museum. Trus kami jalan lagi ngelewatin Queen Victoria Building – outlet barang-barang branded gitu tapi di bangunan tua. Keren sih tapi ya emang cuma buat dilewatin aja haha





Sambilan mengarah ke The Rocks, target lokasi kami buat nonton ntar malam, kami berhenti di McD dan supermarket buat beli bekallll. Ga kebayang rame manusianya, pasti ga mungkin bisa pindah atau cari makanan lagi kalau ga beli sekarang :’D
Trus disepanjang jalan udah mulai keliatan new year volunteers yang siap membantu turis-turis yang kebingungan ini, kita juga dibagiin flyers ttg new year’’s eve schedule, public transports route map, dll karena di malam tahun baru semuanya berubah ._.




Daan untuk detail cerita tahun barunya baca disini yaaa, it will be a long story wkwk 


Sydneyyy!

Menjadi kota kunjungan ketiga pada trip kali ini. Excited sih karena kalau bicarain tentang Australia pasti ga jauh-jauh sama Sydney dan iconic placenya -- Sydney Opera House, kan? 

Kami tiba di Kingford Sydney Airport pukul 10.00. Fyi, waktu di Sydney satu jam lebih cepat dari Gold Coast. Jadi abis nyampe kami langsung nguber ke hotel di North Sydney, yap ga dapet di CBD lagi karena pada full -__- tapi it’s okay North Sydney juga gak jauh dari pusat kota dan kebetulan di depan hotel ada bus stop dan deket train station.

Setelah naro luggage di hotel, kami langsung cus ke Sydney Opera House karna hari ini tanggal 31 dan besok tahun baru pasti bakal rame atau malah ga dibuka karena persiapan malam tahun baruan. Jadi langsung foto-foto dengan latar Opera House dan Sydney Harbour Bridge. Typical tourists..






Abis puas keliling2 di sekitar Opera House dan Royal Botanic Garden, kami berjalan menuju ke arah Circular Quay sempet mampir juga di toko souvenir disekitar itu (alert: jangan beli yg disini ya mahal! :p). 

Trus kita mutusin untuk makan siang dulu dan mencari restoran Indonesia… 
Rencananya mau makan di restaurant yg pernah mama datengin sebelumnya, tapi gak nemu jadi terpaksa nanya google jg dan google mengarahkan kami ke Delima Restaurant di sekitar Chinatown, restaurant Indo terdekat dari lokasi kami.

Cusss… Akhirnya sampe di restaurant agak shock juga sih sama makanannya yang super mahal haha, nasi goreng aja $17.95 sepiringnya lol. Tapi udah disitu ya lanjut ajaa walaupun sambil meratapi keputusan ini T.T
Setelah makan dan cobain makanannya, kerasa deh overpriced. B aja kalau kata anak-anak sekarang haha

Setelah kenyaang, kami langsung mutusin buat ke Paddys Market dulu soalnya udah dekat banget sama lokasi saat itu. Btw, Paddys Market itu adalah tempat beli oleh-oleh yang lebih murah dari toko souvenir yang di jalan-jalan. Hint: belanja oleh-oleh sepuasnya disini aja, jangan sampai menyesal~


Chinatown Gate, persis di depan Paddys Market

Suasana di dalam Paddys Market. 

Trus abis belanja oleh-oleh kami jalan kaki menuju Darling Harbour sekitar 16 menit menurut google maps. Harusnya ga terlalu jauh sih, tapi gatau kenapa kemarin kerasa cape -__- mungkin karna bawa belanjaan ya (?)
Tapi alhamdulillah Ayah Mama selalu ga masalah buat jalan kaki, malah seneng karna bisa lihat-lihat sekitar yang belum tentu diliat kalau naik kendaraan. 

Setelah berjalan dan sempat ngelewatin Darling Harbour Children's Playground yang disekitarnya juga banyak cafe-cafe gaul dengan live music gitu dan akhirnya sampai di SEALIFE Sydney Aquarium. Yeay!
Disini ada beberapa atraksi sih kaya Madame Tussaud, Wildlife Experience, termasuk Sealife Aquarium. Luamayan galau mau masuk 2 atraksi atau satu aja. Sebenarnya kalau masuk ke dua atraksi bisa lebih hemat sih sebenarnya tapi kami memutuskan untuk ke Sealife Aquarium aja.



Di Sealife, kami excited karena ada Penguin Expedition, jadi kita bisa masuk gitu dalam ruangan para penguin-nya ga terhalang kaca. Jadi kami agak larii gitu biar dapet giliran, eh taunya sampe sana antriannya panjang dan ga dibolehin antri lagi. Sedih deh, kita belum rezeki bertemu langsung nak huhu
Tapi ga sedih koook karna masih bisa liat penguin walaupun dibatasi kaca :’D

They’re so adorable!





Terus kami keliling Sealife lagi melihat apa yang kami lewatkan ketika mengejar penguin tadi :’D





Ticket price:
1 attraction - $42.00/adult
2 attractions - $60.00/adult
https://www.sydneyaquarium.com.au/tickets/attractions-passes/

Setelah puas, kami keluar dari Sealife dan ketemu mama yang udah nunggu di café-nya. Kata mama ayah nunggu di pintu exit Madame Tussaud, setelah diriku cek beberapa kali ke dalam bingung ayah gak adaaa. T.T Agak panik tapi tetep mencoba santai jadi kami nunggu  diluar Madame Tussaud, adek nyari agak jauhan ke arah yang crowded.
Jeng jeeeng setelah lama menunggu, akhirnya ayah muncul rupanya ayah bener2 nunggu persis di pintu keluar Madame Tussaud. Ku kurang masuk ke dalam lagi pas nyarinyaa, fiuhhh syukurlah ketemu :’D
Setelah itu kami duduk santai menghabiskan sore di pinggir Darling Harbour.





Lalu, seperti rencana awal kami mau liat Opera House di malam hari akhirnya kami menuju ke Circular Quay lagi. Udah rame aja manusianyaa, ga kebayang bakal gimana waktu malam tahun baruan besok. -__-

Trus kami tiba-tiba tersadar belum top up Opal Card, jadi opal card itu card for all public transports in Sydney. Yap kami harus pake public transport untuk persiapan ke malam tahun baruan besok, biar lebih mudah jelas dan gak terlunta-lunta tengah malam. :’D

Okay long story short, setelah ready buat besok dan udah ngeliat Sydney Opera House dan Harbour Bridge di malam hari kami cus balik ke hotel buat istirahat supaya kuat buat new years’s eve besoknya wkwk 


Pardon muka cape ini lol
Cerita lebih lanjut mengenai malam tahun baruan baca dilink ini 

Tips:
Jangan lupa beli Opal Card ya untuk jalan2 di Sydney, bisa dibeli di supermarket atau news agency terdekat.
Beli card $10.00.


Gini penampakannya (credits: google)

Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Sarah Nabila Yasmin.
'95 - living in Banda Aceh.
Accounting student at Univ. Syiah Kuala.
Let's get connected!
yasminsarahnabila@gmail.com

Blog Archive

  • 2017 (9)
    • Desember (1)
      • Sydney New Year's Eve!
    • Juni (1)
    • Mei (1)
    • Maret (2)
    • Februari (1)
    • Januari (3)
  • 2016 (4)
    • Juni (2)
    • Mei (1)
    • April (1)
  • 2015 (5)
    • Januari (5)
  • 2014 (3)
    • Desember (2)
    • November (1)
  • 2012 (9)
    • September (9)

Categories

assignments australiatrip campuslife goldcoast hardtimes highschool keepmoving life ozstory sarahfootsteps selection struggle tips travel visa xlfl
Diberdayakan oleh Blogger.

About me

Foto Saya
Sarah Nabila Yasmin
Lihat profil lengkapku

FOLLOW ME @frasa.official

Copyright © 2016 Sarah Yasmin's | Uneven Pavement. Created by OddThemes